READINGCHARLESDICKENS – Okonomiyaki adalah hidangan ikonik dari negeri Sakura yang menggabungkan kekayaan rasa dan fleksibilitas bahan dalam satu gigitan yang menggugah selera. Nama “okonomiyaki” berasal dari kata “okonomi” yang berarti “sesuai selera” dan “yaki” yang berarti “panggang” atau “goreng,” menggambarkan esensi hidangan ini sebagai pancake atau pizza Jepang yang dapat disesuaikan sesuai dengan selera pribadi. Artikel ini akan mengajak pembaca untuk menjelajahi sejarah, variasi, dan cara pembuatan Okonomiyaki yang merupakan jendela untuk memahami keanekaragaman dan keunikan kuliner Jepang.

Sejarah dan Asal Usul:
Okonomiyaki memiliki akar sejarah yang panjang, terbentang dari periode Edo dimana bentuk awalnya, dikenal sebagai “funoyaki,” disajikan sebagai kue manis untuk pesta teh. Evolusi hidangan ini terus berlanjut hingga masa perang dan pasca perang, dimana okonomiyaki menjadi populer sebagai makanan rakyat yang murah dan mengenyangkan. Khususnya di daerah Hiroshima dan Kansai, okonomiyaki berkembang dengan ciri khas yang berbeda, mencerminkan keberagaman budaya dan preferensi lokal.

Bahan dan Variasi:
Okonomiyaki disiapkan dengan bahan dasar berupa adonan yang terbuat dari tepung terigu, air atau dashi, telur, dan kubis yang diiris tipis. Kemudian, berbagai bahan tambahan seperti daging babi iris, cumi, udang, okonomi, ataupun sayur lainnya dapat ditambahkan. Okonomiyaki Hiroshima terkenal dengan lapisan mi dan telur, sedangkan versi Kansai mengaduk semua bahan menjadi satu sebelum dipanggang. Kedua versi ini hanya merupakan puncak gunung es dari keragaman resep yang ada, setiap region di Jepang memiliki interpretasinya sendiri terhadap okonomiyaki.

Cara Pembuatan:
Proses pembuatan okonomiyaki melibatkan pematangan adonan yang telah dicampur dengan bahan pilihan di atas griddle atau pan. Hidangan ini biasanya dimasak di depan pelanggan, yang menambah elemen interaktif dan hiburan pada pengalaman makan. Setelah dipanggang hingga kecokelatan di satu sisi, okonomiyaki dibalik untuk mematangkan sisi lainnya. Penyelesaian hidangan meliputi penyajian dengan saus okonomiyaki yang manis dan gurih, mayones Jepang, serutan ikan bonito, dan rumput laut serpih, yang semua menambah kompleksitas rasa.

Pengalaman Kuliner dan Budaya:
Makan okonomiyaki bukan hanya sekedar menikmati hidangan, tetapi juga merasakan bagian dari budaya Jepang. Restoran okonomiyaki sering kali merupakan tempat yang nyaman dan tidak formal, tempat orang dapat berkumpul dan berbagi makanan dalam suasana yang hangat. Di beberapa restoran, pelanggan bahkan dapat membuat okonomiyaki mereka sendiri, menambahkan elemen partisipasi dan kegembiraan.

Kesimpulan:
Okonomiyaki adalah cerminan dari filosofi Jepang tentang harmoni dan keterbukaan terhadap adaptasi. Dengan memilih bahan-bahan yang disukai, setiap orang dapat “menyusun” okonomiyaki mereka sendiri, menciptakan sebuah karya kuliner yang unik. Baik itu sebagai jendela ke dalam kebudayaan Jepang, atau sebagai hidangan yang menggugah selera, okonomiyaki menawarkan pengalaman yang tidak terlupakan dan mengajak siapa saja untuk menemukan versi favorit mereka dari hidangan klasik ini.